Satu kata yang bisa saya utarakan untuk menggambarkan kenikmatan bakso tenis, yang berlokasi di sekitaran Rantau Prapat ini adalah: Kok kayak agar-agar?
Ya, seperti itulah rasanya. Maksud saya, bukan cita rasanya yang seperti agar-agar. Bakso tenis sendiri sudah terkenal di sekitaran Labuhan Batu. Lokasinya ada di kota Rantau Prapat, dan memiliki banyak cabang yang sebarannya itu meliputi banyak titik di kota itu.
Tapi sebelum Bakso Tenis sesukses sekarang, saya semasa masih sekolah di SMK Pemda 10 tahun silam pernah jajan di Bakso tenis versi belum suksesnya yang ada di sekitaran RSU Rantauprapat (I Mean, entah itu adalah Bakso Tenis dengan pemilik yang sama, atau beda). Rasanya memang spesial sih, meski tak se-yummy sekarang tapi saat itu memang sudah mereservasi tempat di hati saya.
Soal Rasa
Bicara soal rasa, memang beda. Berbeda dari kebanyakan bakso yang pernah saya rasakan selama ini. Istri saya saja sampai nagih. Dia bilang begini:
Belum afdhol ke Rantauprapat Kalau belum singgah ke bakso tenis
Rasa Mie-nya
Untuk mie-nya, kita bisa pilih mau pakai mie putih atau mie instan. Bisa juga pilih pakai mie pansit. Untuk selera saya, selalu saya pilih pakai mie pansit karena lebih banyak porsinya, lebih besar dan lebih lembut. Emang udah kesukaan saya sih.
Untuk Mie instan atau mie pansit, ya anda sudah bisa menilai sendiri bagaimana sih rasa mie putih dan mie instan itu. Tapi soal mie pansit emang, terasa lembut di lidah. Mantap laah.
Rasa Kuah
Satu hal yang saya rasa perlu di tingkatkan dari produk dagangan Bakso Tenis adalah kuahnya. Entah kenapa, saya rasa kuah bakso tenis terasa biasa saja. Sama persis seperti rasa mieso yang pernah saya santap semasa saya sekolah SMP dulu. Dengan kata lain, gak nendang.
Serasa seperti Mie instan yang di campur air, kasih bawang goreng, kecap dan sauce, sama bumbu mie instan bawaan mie. Udah, gitu aja. gak ada cita rasa khasnya sih kalau bicara kuah.
Rasa Bakso
Nah, ini nih yang di tunggu-tunggu. Emang kemenangan Bakso Tenis itu ya ada di citarasa Baksonya. Sekali anda gigit dan kunyah baksonya, teksturnya itu kayak agar-agar. Kenyal sekali, apalagi bakso kecilnya. Beneran kerasa tekstur agar-agarnya. Apakah karena ownernya mencampurkan bubuk agar-agar ke dalam baksonya? Saya rasa tidak, karena saya pernah coba bikin bakso dikasih bubuk agar-agar ya gak bikin kenyal.
Sementara bakso tenisnya, yang besar, isi baksonya yang berupa daging itu, tebal. Dan gak gampang buyar kalau kita belah. Pokoknya mantap. Rasanya luar biasa lah. Susah menggambarkannya dengan kata-kata.
Kesimpulan
Bakso Tenis masih menjadi warung makan Bakso yang kesohor di Labuhan Batu, di Rantauprapat khususnya. Rasa baksonya benar-benar original, sulit mendapatkan citarasa ini di tempat lain.
Ada beberapa opsi atau pilihan menu bakso disana. Langganan saya, jelas bakso supernya yang paling jumbo.
Bisnis rumah makan itu kunci utamanya mudah, yakni rasa. buat produk dengan citarasa paling enak, original, dan sulit di duplikasi, maka anda akan dapatkan kunci suksesnya
Jadi, untuk owner Bakso tenis, pesan saya jangan merasa cukup dengan hanya mengandalkan citarasa baksonya saja. Rasa kuahnya juga perlu di tingkatkan, berinovasilah disana. Karena saat ada restaurant lain yang menawarkan bakso lebih enak dari bakso anda, maka selesailah sudah. Kalau anda pernah ke Negeri lama, persaingan bakso luar biasa. Bukan hal yang sekali dua kali terjadi, RM bakso yang ramai mendadak sepi karena rasanya tersaingi oleh RM bakso lain yang baru buka, dan lebih enak.



